Teks tersebut membahas mengenai pentingnya pengukuran kinerja investasi teknologi informasi untuk menilai nilai bisnisnya bagi organisasi. Beberapa ukuran kinerja yang disebutkan untuk mengukur nilai bisnis TI adalah ukuran kinerja keuangan seperti return on asset, earning per share, dan return on investment; serta penggunaan balanced scorecard untuk mengukur kinerja bisnis dengan empat perspektifnya."
Dokumen tersebut membahas berbagai rasio keuangan (financial ratios) yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan. Terdapat empat jenis rasio keuangan yang dijelaskan yaitu profitability ratios, leverage ratios, valuation ratios, dan operating ratios, dengan profitability ratios lebih dikembangkan seperti EBITDA Margin, PAT Margin, ROE, ROA, dan ROCE.
Jurnal pengaruh ukuran perusahaan, niai perusahaan profitabiltas dan financia...
Jurnal ilmiah ini membahas pengaruh ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas, dan leverage keuangan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2009-2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder 10 perusahaan dan analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dan simultan terhadap perataan laba. Hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan secara
Analisis laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk untuk menilai kinerja keuangannya antara 2013-2017 menunjukkan beberapa hal: (1) rasio likuiditas, leverage, dan aktivitas mengalami peningkatan yang mengindikasikan kondisi keuangan yang baik; (2) rasio profitabilitas seperti ROA, ROE, NPM juga meningkat yang mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan baik. Faktor dominan yang mendorong kinerja baik adalah peningk
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi)
TUGAS KULIAH
NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN
NIM : 43219010100
MATKUL : MANAJEMEN KEUANGAN
Dokumen tersebut membahas tentang Balanced Scorecard yang merupakan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang menilai kinerja dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dokumen ini juga menjelaskan definisi, keunggulan, dan proses penerapan Balanced Scorecard.
Laporan keuangan merangkum 5 jenis laporan keuangan utama yaitu laporan laba rugi, laporan ekuitas, neraca, arus kas, dan pajak dalam laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan informasi kondisi keuangan suatu entitas pada periode tertentu.
Evaluasi kinerja perusahaan melibatkan pengukuran kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang ditetapkan, serta mengambil tindakan bila terjadi penyimpangan. Beberapa ukuran kinerja yang digunakan misalnya return on investment, earning per share, dan balanced scorecard. Audit strategi dapat dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas strategi dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Dokumen tersebut membahas proses evaluasi dan pengawasan kinerja perusahaan dengan menggunakan berbagai metode pengukuran seperti ROI, EVA, balance scorecard, pengukuran berdasarkan aktivitas, manajemen resiko, dan benchmarking terhadap kompetitor. Dokumen ini juga membahas berbagai masalah dalam mengukur kinerja seperti orientasi jangka pendek manajemen serta pergeseran tujuan yang dapat menghambat evaluasi yang efektif.
SABDA Ministry Learning Center - Growing Together Juli "Pemuridan Abad ke-22?!"
Sepanjang Juli 2024, kelompok Growing Together (GT) akan membahas bersama tentang "Pemuridan Abad ke-22!?". Lho, sekarang 'kan masih abad ke-21, kenapa kita sudah membahas pemuridan abad ke-22? Penting banget loh untuk kita bahas bersama karena tugas pemuridan ini adalah tugas semua orang percaya. So, mari kita diskusikan tema tersebut dalam 4 topik utama: Pemuridan Abad ke-21, Pemuridan dari Generasi ke Generasi, Peran AI dalam Pemuridan, serta Quo Vadis Pemuridan dengan Teknologi.
Segera daftarkan diri Anda untuk berdiskusi bersama dalam Growing Together Juli di https://bit.ly/form-mlc atau melalui WA Admin di: 0821-3313-3315.
Pengarahan akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Juni 2024, pkl. 11.00 WIB—selesai, melalui Zoom. Diskusi berlangsung pada 1—27 Juli 2024 melalui grup WA. Mari bergabung dan berdiskusi bersama untuk belajar tentang pemuridan sampai quo vadis pemuridan ya. Kami tunggu!
#YLSA #SABDA #SABDAAcademy #GrowingTogether #pemuridankristen #pemuridanabad22 #ArtificialIntelligence
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan fungsi manajemen keuangan serta analisis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan. Fungsi manajemen keuangan meliputi perencanaan, penganggaran, pengendalian, pemeriksaan, dan pelaporan keuangan. Analisis rasio keuangan mencakup rasio likuiditas, tingkat utang, aktivitas, dan rentabilitas.
Teks tersebut membahas metode pengukuran kinerja pusat investasi dengan menggunakan Tingkat Pengembalian Atas Investasi (ROI). ROI dihitung dengan membagi laba operasi dengan total aktiva rata-rata. ROI digunakan untuk mengevaluasi efisiensi investasi dan kinerja pusat investasi. Teks tersebut juga membahas keunggulan dan kelemahan pengukuran ROI serta beberapa ilustrasi penerapannya.
Dokumen tersebut membahas berbagai rasio keuangan (financial ratios) yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan perusahaan. Terdapat empat jenis rasio keuangan yang dijelaskan yaitu profitability ratios, leverage ratios, valuation ratios, dan operating ratios, dengan profitability ratios lebih dikembangkan seperti EBITDA Margin, PAT Margin, ROE, ROA, dan ROCE.
Jurnal pengaruh ukuran perusahaan, niai perusahaan profitabiltas dan financia...LUSI2
Jurnal ilmiah ini membahas pengaruh ukuran perusahaan, nilai perusahaan, profitabilitas, dan leverage keuangan terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI periode 2009-2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder 10 perusahaan dan analisis regresi berganda untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial dan simultan terhadap perataan laba. Hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan secara
Analisis laporan keuangan PT Mayora Indah Tbk untuk menilai kinerja keuangannya antara 2013-2017 menunjukkan beberapa hal: (1) rasio likuiditas, leverage, dan aktivitas mengalami peningkatan yang mengindikasikan kondisi keuangan yang baik; (2) rasio profitabilitas seperti ROA, ROE, NPM juga meningkat yang mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan baik. Faktor dominan yang mendorong kinerja baik adalah peningk
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan ...wardahmega
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan (Analisa Penilaian dan Penerapan Keputusan Investasi)
TUGAS KULIAH
NAMA : WARDAH MEGA URJUWAN
NIM : 43219010100
MATKUL : MANAJEMEN KEUANGAN
Dokumen tersebut membahas tentang Balanced Scorecard yang merupakan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang menilai kinerja dari empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Dokumen ini juga menjelaskan definisi, keunggulan, dan proses penerapan Balanced Scorecard.
Laporan keuangan merangkum 5 jenis laporan keuangan utama yaitu laporan laba rugi, laporan ekuitas, neraca, arus kas, dan pajak dalam laporan keuangan. Laporan keuangan memberikan informasi kondisi keuangan suatu entitas pada periode tertentu.
Evaluasi kinerja perusahaan melibatkan pengukuran kinerja aktual dibandingkan dengan standar yang ditetapkan, serta mengambil tindakan bila terjadi penyimpangan. Beberapa ukuran kinerja yang digunakan misalnya return on investment, earning per share, dan balanced scorecard. Audit strategi dapat dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas strategi dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal perusahaan.
Dokumen tersebut membahas proses evaluasi dan pengawasan kinerja perusahaan dengan menggunakan berbagai metode pengukuran seperti ROI, EVA, balance scorecard, pengukuran berdasarkan aktivitas, manajemen resiko, dan benchmarking terhadap kompetitor. Dokumen ini juga membahas berbagai masalah dalam mengukur kinerja seperti orientasi jangka pendek manajemen serta pergeseran tujuan yang dapat menghambat evaluasi yang efektif.
SABDA Ministry Learning Center - Growing Together Juli "Pemuridan Abad ke-22?!"SABDA
Sepanjang Juli 2024, kelompok Growing Together (GT) akan membahas bersama tentang "Pemuridan Abad ke-22!?". Lho, sekarang 'kan masih abad ke-21, kenapa kita sudah membahas pemuridan abad ke-22? Penting banget loh untuk kita bahas bersama karena tugas pemuridan ini adalah tugas semua orang percaya. So, mari kita diskusikan tema tersebut dalam 4 topik utama: Pemuridan Abad ke-21, Pemuridan dari Generasi ke Generasi, Peran AI dalam Pemuridan, serta Quo Vadis Pemuridan dengan Teknologi.
Segera daftarkan diri Anda untuk berdiskusi bersama dalam Growing Together Juli di https://bit.ly/form-mlc atau melalui WA Admin di: 0821-3313-3315.
Pengarahan akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Juni 2024, pkl. 11.00 WIB—selesai, melalui Zoom. Diskusi berlangsung pada 1—27 Juli 2024 melalui grup WA. Mari bergabung dan berdiskusi bersama untuk belajar tentang pemuridan sampai quo vadis pemuridan ya. Kami tunggu!
#YLSA #SABDA #SABDAAcademy #GrowingTogether #pemuridankristen #pemuridanabad22 #ArtificialIntelligence
TUGAS GABUNGAN PPT FILSAFAT KELOMPOK 10.pdfYoyenyerikony1
Tugas pengantar filsafat ilmu
Kelompok 10:
SINTHIKE TERESA EKOWATI BOTTO (1212300222)
NANDATHIA INTAN SUNUR (1212300224)
Dosen pengampuh:
Dr.sigit sardjono, M.S.
Kelompok 8 Hasil Pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmuintanayup65
Kelompok 8
Hasil Pembelajaran Mata Kuliah Pembelajaran Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmu Universitas 17 Agustus 1945
Dosen Pengampu: Dr. Sigit Sardjono M.Ec
2. Contoh Teori Informasion Ecomonics Teori
biaya transaksi berdasarkan logika bahwa
perusahaan bagaimana menghemat biaya-
biaya transaksi yang akan dikeluarkan. Teori
ini diusulkan oleh Ronald H.Coase pada
tahun 1937, teori ini mengusulkan bahwa
investasi dalam TI antara lain, membantu
mengurangi biaya transaksi dan pada
gilirannya mengurangi ukuran perusahaan,
sehingga lebih produktif (Putterman dan
Kroszner, 1995).
Evaluasi Peluang Investasi
Teknologi Informasi
3. Seperti yang bisa kita lihat pada gambar 1,
pergeseran biaya transaksi dari "B" menjadi
"b", yang diukur dengan biaya transaksi "A"
ke "C", menghasilkan penurunan ukuran
perusahaan (yaitu, karyawan, fisik fasilitas,
dll) dari "a" ke "c".2.
Evaluasi Peluang Investasi
Teknologi Informasi
4. Mengapa Harus Mengukur Investasi TI
Mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola manfaat dan
biaya TI adalah hal penting dan dapat dikatakan tugas
untuk manajer TI. Tugas-tugas ini harus dilakukan agar
sistem pengukuran kinerja secara keseluruhan dapat
dimasukkan ke dalam tempat dan digunakan untuk
mengevaluasi fungsi investasi TI. Pengukuran kinerja
memungkinkan para pengambil keputusan untuk menilai nilai
bisnis, dan efisiensi dan efektivitas TI.
5. Mengapa Harus Mengukur Investasi TI
Sebuah sistem pengukuran kinerja mengevaluasi efek dari
TI dan dapat digunakan untuk membenarkan investasi TI
awal dan kemudian untuk menilai dampaknya setelah
implementasi dan penggunaan. Pengukuran kinerja TI
menyediakan pembuat keputusan dengan fakta-fakta yang
dapat digunakan untuk mengalokasikan sumber daya
dengan cara yang optimal. Melakukan pengukuran kinerja
dapat memberikan nilai pada beberapa waktu yang berbeda
di seluruh siklus hidup TI dan untuk melakukannya pada
berbagai tingkat organisasi
6. Mengukur Nilai Bisnis TI Nilai bisnis TI
didefinisikan sebagai nilai keseluruhan TI untuk
organisasi tertentu. Menilai nilai bisnis TI mencoba
untuk memberikan wawasan kedalam efek dari investasi
TI terhadap kinerja dari lapisan paling bawah dari
sebuah organisasi. Investasi TI dapat berkontribusi
terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan dengan
meningkatkan kinerja keuangan, kinerja bisnis, dan
kinerja strategis dari suatu organisasi.
7. Mengukur Nilai Bisnis TI Nilai bisnis TI
Langkah pertama untuk menentukan nilai bisnis TI
adalah untuk mengidentifikasi tujuan investasi TI di
masing-masing tiga bidang yang disebutkan
sebelumnya. Langkah Kedua Setelah tujuan telah
diidentifikasi, seseorang harus memilih setidaknya satu
ukuran, sebaiknya lebih dari satu, untuk menilai
masing-masing tujuan. Seperti yang akan terlihat pada
bagian berikut, ada beberapa langkah untuk masing-
masing dari tiga daerah, namun hanya langkah yang
paling tepat harus dipilih dan digunakan untuk
mengevaluasi nilai bisnis TI.
8. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Untuk menghitung nilai bisnis dari suatu teknologi informasi
yang akan diimplementasikan didalam organisasi
/perusahaan, ukuran kinerja keuangan harus dinilai. Ukuran
kinerja keuangan termasuk didalamnya Return on Assetss
(ROA), Earnings Per Share (EPS), dan Return on
Investment (ROI). Perlunya menilai kinerja keuangan
didalam organisasi yang akan mengimplementasikan TI
adalah pentingnya kita menilai apakah investasi teknologi
informasi di dalam organisasi kita nantinya dapat
memberikan nilai bisnis terhadap organisasi.
9. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Penilaian rasio profitabilitas khususnya akan membantu
perusahaan dalam menilai apakah investasi terhadap
teknologi informasi perlu dilakukan dan pengambilan
keputusan terhadap investasi teknologi informasi haruslah
diputuskan dengan mempertimbangkan kinerja keuangan
perusahaan yang dikategorikan menjadi beberapa rasio
profitabilitas. Return on Asset (ROA) merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan asset (Kasmir,2003).
10. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Semakin tinggi rasio ini berarti perusahaan semakin efektif
dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih
setelah pajak. Adapun rumus untuk menghitung ROA adalah
ROA = Return of Asset
Laba Bersih = keuntungan yang didapat dan sudah dikurangi
biaya pengeluaran lainnya.
Total Aktiva = Total aset
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan
yang semakin baik pula, karena tingkat pengembalian
investasi semakin besar.
11. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang
ada untuk mendapatkan net income (Kasmir,2003).
Semakin tinggi ROE, maka kinerja perusahaan semakin
efektif. Rasio ini juga digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham
biasa maupun saham preferen. Adapun rumus untuk
menghitung ROE adalah :
ROE = indikator kinerja perusahaan dengan membandingkan
laba bersih dan total modal.
Stockholder Equity = uang/keuntungan yang akan diberikan
kepada pemegang saham ketika aset telah dicairkan.
12. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Return on Investment (ROI) adalah suatu bentuk dari rasio
profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur
kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Besarnya ROI
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu tingkat perputaran aktiva
yang digunakan untuk operasi dan profit margin, yaitu
besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh
perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Adapun
rumus untung menghitung ROI adalah sebagai berikut :
Laba setelah pajak (Earning after tax : EAT) = laba yang
diperoleh oleh perusahaan setelah dikurangi dengan pajak.
13. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Earning per share (EPS) merupakan komponen penting
pertama yang harus diperhatikan dalam analisis keuangan
dalam suatu perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan
menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan.
Menurut (Tjiptono dan Hendry, 2001), EPS merupakan rasio
yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang
diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham.
Adapun rumus untuk menghitung EPS adalah sebagai
berikut :
EPS = hasil perhitungan dari laba bersih perusahaan dibagi
dengan jumlah saham yang beredar.
14. U k u r a n K i n e r j a K e u a n g a n T I
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya, investor
mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk
laba per saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar
saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor
tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal
pembayaran deviden. EPS dapat menunjukkan tingkat
kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar
saham yang dibagikan kepada para investor tinggi naka
menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu
memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada
pemegang saham, dan sebaliknya.
15. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
Kinerja bisnis dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh
banyak factor internal dan Eksternal termasuk didalamnya
implementasi dan penggunaan teknologi informasi guna
mensupport proses bisnis perusahaan. Kinerja bisnis sendiri
merupakan hasil dari eksekusi proses bisnis dan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dialokasikan ke
dalam proses bisnis sehingga kegiatan operasional
perusahaan dapat terus berjalan.Peran utama dari teknologi
informasi adalah mensupport bisnis proses perusahaan agar
kinerja bisnis perusahaan dapat terus berkembang dan
mencapai tujuan / goal perusahaan.
16. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
Untuk mengukur performa / kinerja bisnis perusahaan dapat
diukur dengan menggunakan “balanced scorecard”.
Balanced scorecard adalah salah satu alat analisis
pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Robert S.
Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1990. Menurut
Atkinson, dalam buku Sony Yuwono (2007), Balanced
scorecard adalah pengukuran dan system manajemen
penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu
keuangan,pelanggan, proses bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard (BSC)
mampu menerjemahkan visi dan strategi
organisasi/perusahaan ke dalam tindakan nyata di lapangan.
Melalui BSC, perusahaan mampu mengimplementasikan
strategi bisnisnya. Adapun keunggulan dari pendekatan BSC
dalam sistem perencanaan strategis menurut Mulyadi (2001)
adalah mampu menghasilkan rencana strategis yang
memiliki karakteristik komprehensif, koheren, seimbang dan
terukur.
17. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
Balanced scorecard memungkinkan perusahaan untuk
mencatat hasil kerja kinerja keuangan sekaligus membantu
kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan
mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan masa depan. Menyajikan keseimbangan tujuan
yang ingin dicapai perusahaan dalam bentuk sistem kuran
kinerja strategis yang mencakup empat perspektif sebagai
berikut (Kaplan dan Norton,2000).
1. Perspektif Keuangan
Tujuan dan ukuran financial harus memainkan peran ganda
yaitu menentukan kinerja financial yang diharapkan dari
strategi dan menjadi sasaran akhir dari tujuan dan ukuran
perspektif lainnya. Balanced scorecard membaginya menjadi
tiga tahap, yaitu (Sony Yuwono, Edy Sukarno, Muchamad
Ichsan, 2007).
18. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
a. Growth (Pertumbuhan)
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan, dimana
perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan
memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Dalam tahap
pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus
kas yang negative dengan tingkat pengembalian modal yang
rendah. Dengan demikian, tolak ukur kinerja yang cocok
dalam tahap ini adalah tingkat pertumbuhan pendapatan atau
penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan.
b. Sustain (Bertahan)
Tahapan kedua, dimana perusahaan masih melakukan
investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat
pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan
mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan
mengembangkannya jika mungkin. Sasaran keuangan pada
tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian
atas investasi yang dilakukan.
19. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
c. Harvest (Kedewasaan)
Tahapan ketiga, dimana perusahaan benar –benar menuai
hasil investasi pada tahap-tahap sebelumnya.Tidak ada lagi
investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan
kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan
dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam
tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur adalah
memaksimalkan arus kas masuk dan pengurangan modal
kerja.
20. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif ini dalam balanced scorecard mengidentifikasi
bagaimana kondisi pelanggan dan segmen pasar yang telah
dipilih oleh perusahaan untuk bersaing dengan kompetitor.
Segmen yang dipilih mencerminkan keberadaan pelanggan
sebagai sumber pendapatan. Dalam perspektif ini,
pengukuran dilakukan dengan lima aspek utama, yaitu (Sony
Yuwono, Edy Sukarno, Muchamad Ichsan, 2007).
a. Market Share (Pangsa Pasar)
Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada.
b. Customer Retention (Mempertahankan Pelanggan)
Mengukur tingkat dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen. Pengukuran
dapat dilakukan dengan mengetahui besarnya presentase
pertumbuhan bisnis dengan jumlah pelanggan yang saat ini
dimiliki perusahaan.
21. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
c. Customer Acquisition (Memperoleh Pelanggan Baru)
Mengukur dimana suatu unit bisnis mampu menarik
pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru. Pengukuran
dapat dilakukan melalui presentase jumlah penambahan
pelanggan baru dan perbandingan total penjualan baru
dengan jumlah pelanggan baru yang ada.
d. Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria
kinerja spesisifik dalam value proporsition. Pengukuran
dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, seperti
survey, interview melalui telepon atau personal interview.
e. Customer Profitabilitas (Keuntungan Pelanggan)
Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segmen
setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk
mendukung pelanggan tersebut.
22. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
3. Perspektif Proses Bisnis internal
Setiap bisnis memiliki rangkaian proses tertentu untuk
menciptakan nilai bagi pelanggan dan memberikan hasil
financial yang baik. Balanced scorecard membaginya dalam
tiga model dari proses bisnis utama, yaitu (Sony Yuwono,
Edy Sukarno, Muchamad Ichsan, 2007)
a. Proses inovasi
Proses inovasi dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh
bagian R dan D, sehingga setiap keputusan pengeluaran
suatu produk ke pasar telah memenuhi syarat-syarat
pemasaran dapat dikomersialkan (didasarkan pada
kebutuhan pasar).
b. Proses Operasi
Merupakan proses untuk membuat dan menyampaikan
produk atau jasa. Aktivitas didalam proses operasi terbagi ke
dalam dua bagian : proses pembuatan produk dan proses
penyampaian produk kepada pelanggan.
c. Layanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan kepada pelanggan
setelah penjualan produk atau jasa.
23. U k u r a n K i n e r j a B i s n i s T I
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Menurut Sony Yuwono, Edy Sukarno,Muchamad Ichsan
(2007), mengemukakan bahwa proses pembelajaran dan
pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya
manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Termasuk dalam
perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya
perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu
dan organisasi.
24. Ukuran Kinerja Strategis TI
Investasi teknologi informasi akan mempengaruhi performa
perusahaan tersebut. Implementasi teknologi informasi dapat
meningkatkan kinerja strategis perusahaan. Pengukuran
terhadap kinerja strategis yang melibatkan investasi teknologi
informasi dapat diukur dengan menggunakan Critical
Success Factors (CSF). CSF merupakan indikator/faktor
yang mempengaruhi kesuksesan suatu perusahaan dan
mengidentifikasi elemen penting dari suksesnya sebuah
perusahaan. Analisa CSF merupakan suatu ketentuan dari
organisasi dan lingkungannya yang berpengaruh pada
keberhasilan atau kegagalan. CSF dapat ditentukan jika
objektif organisasi telah diidentifikasi.
Tujuan dari analisa CSF adalah mengintepretasikan objektif
secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus
dilakukan dan informasi apa yang dibutuhkan (Pipin,
2012).Dengan adanya CSF, perusahaan akan lebih mudah
memfokuskan proses perencanaan sistem informasi ada
area yang strategis.
25. Ukuran Kinerja Strategis TI
Menurut Ward dan Peppard (2002), manfaat dari analisa
CSF adalah sebagai berikut :
a. Teknik yang paling efektif
b. Berkorelasi dengan tujuan pembuatan Sistem Informasi
c. Perantara informasi yang baik
d. Prioritas potensi investasi modal
e. Mengoptimalkan konsentrasi Penyelesaian masalah-
masalah penting
f. Mempermudah identifikasi proses
g. Memberikan gambaran lengkap tentang informasi
26. Ukuran Kinerja Strategis TI
Untuk menerapkan CSF ini, maka dilakukan analisa CSF
yang dimaksudkan untuk merumuskan faktor-faktor kritis apa
saja yang harus diperhatikan oleh suatu
organisasi/perusahaan. Faktor penentu kesuksesan adalah
menginterpretasikan tujuan secara lebih jelas untuk
menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan informasi
apa yang dibutuhkan. Peranan CSF dalam perencanaan
strategis yaitu sebagai penghubung antara strategi bisnis
organisasi dengan strategi sistem informasinya,
memfokuskan proses perencanaan strategis sistem informasi
pada area yang strategis, memprioritaskan usulan aplikasi
sistem informasi dan mengevaluasi sistem informasi.
27. Biaya dari Teknologi Informasi
Bagi sebagian perusahaan, Teknologi Informasi merupakan
diferensiasi penting. Namun, perlu diingat pula bahwa
diferensiasi amat terkait dengan keunikan. Dengan kata lain,
apabila diferensiasi mudah ditiru pesaing, maka hilanglah
diferensiasi itu karena tidak unik lagi. Pertanyaan kritikal
pada setiap investasi TI di dalam perusahaan adalah “Apa
dan berapa Nilai Bisnis TI ?” dalam perusahaan tersebut.
Ada tiga tahapan untuk memperoleh nilai bisnis TI di dalam
perusahaan secara sistematis :
a. Tahap pertama adalah melakukan identifikasi nilai bisnis
b. Menentukan ukuran nilai bisnis tersebut
c. menentukan metoda/cara pengukurannya.
28. Biaya dari Teknologi Informasi
Tahap identifikasi bisa dipermudah dengan melakukan
pengelompokan terhadap nilai bisnis ke dalam 3 kategori:
Nilai bisnis yang memperbaiki efisiensi, nilai bisnis yang
memperbaiki efektivitas dan nilai bisnis yang memberikan
keunggulan strategis perusahaan. Gambar dibawah
menunjukkan kategorisasi dari Biaya TI.
29. Biaya dari Teknologi Informasi
Data biaya TI dapat digunakan dalam analisis nilai bisnis dari
TI. Van der Zee (2002) menyarankan menggunakan langkah-
langkah berikut untuk mendukung dan melengkapi langkah-
langkah untuk menilai suatu nilai bisnis IT: Biaya TI sebagai
persentase dari pendapatan, tingkat pertumbuhan anggaran
TI, pengeluaran IT sebagai resource dan kegiatan.
30. Mengukur nilai dari Efektivitas TI
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang
berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan
baik. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap
organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila
tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah
ditentukan. Efektifitas dapat diartikan sebagai “Doing the right
thing”, dalam artian manajemen mampu melakukan produk
dan servis yang baik dengan fitur yang baik, pelayanan yang
terbaik dan pada waktu yang terbaik. Dari beberapa
pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan
seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang
telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut
sudah ditentukan terlebih dahulu.
31. Mengukur nilai dari Efektivitas TI
Irwansyah (2003) dalam Jumaili (2005) mengemukakan
bahwa penggunaan teknologi dalam sistem informasi
perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai. Tidak
jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam
sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan
secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi,
sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat
dalam meningkatkan kinerja individual. Efektivitas
penggunaan atau pengimplementasian teknologi informasi
dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan
pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan
menginterpretasikan data tersebut.
32. Mengukur nilai dari Efektivitas TI
Irwansyah (2003) dalam Jumaili (2005) mengemukakan
bahwa penggunaan teknologi dalam sistem informasi
perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai. Tidak
jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam
sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan
secara maksimal oleh individu pemakai sistem informasi,
sehingga sistem informasi kurang memberikan manfaat
dalam meningkatkan kinerja individual. Efektivitas
penggunaan atau pengimplementasian teknologi informasi
dalam suatu perusahaan dapat dilihat dari kemudahan
pemakai dalam mengidentifikasi data, mengakses data dan
menginterpretasikan data tersebut.
33. Mengukur nilai dari Efektivitas TI
Untuk menentukan efektivitas Teknologi Informasi bisa
dengan cara mengevaluasi tiga aspek bisnis berikut:
1. Sejauh mana TI mendukung bisnis proses;
2. Sejauh mana TI mendukung karyawan
3. Sejauh mana sourcing TI berfungsi memenuhi
kebutuhan bisnis.
Untuk mengevaluasi sejauh mana TI mendukung bisnis
proses, yang pertama dilakukan adalah identifikasi bisnis
proses didalam perusahaan dan mengidentifikasi perbedaan
tipe dari TI. Setelah mengidentifikasi bisnis proses,
manajemen mengidentifikasi perbedaan kategori dari TI.
Kategori IT bisa saja unik di tiap organisasi.