SlideShare a Scribd company logo
Forum Ke 14
Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal, yaitu:
a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar
interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity).
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta
didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada
pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang
berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun
menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari
teman sekelas.
b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and
place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses
oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan
sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas
kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak
perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini,
Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian
materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk
kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT
masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”.
c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global
audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau
melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja,
seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet.
Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating
of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus
berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik.
Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di
samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan,
baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian
instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar
elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada
komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta
didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran.
Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para
peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-
soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan
waktu tertentu pula.
Saran dan rekomendasi saya yaitu meningkatkan perbaikan kinerja sistem dengan lebih baik
lagi agar tidak sering terjadi eror pada saat pengerjaan tugas yang diberikan, sehingga ketika
mahasiswa sudah melakukan kewajibannya di elearning terkadang tidak terbaca oleh sistem
yang menyebabkan absen tidak terbaca, menambahkan fiktur-fiktur tambahan seperti
notifikasi pada saat batas pengerjaan forum atau kuis yang diberikan agar tidak terlewat
pengerjaannya dan Sebaiknya Otomatis terdaftar pada mata kuliah, agar mahasiswa tidak
perlu repot log in ulang setiap semester.
Daftar Pustaka
- Anonim I : www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html?m=1 (21 Desember 2017, 23.27)
Quiz Ke 14
1. Apa yang dimaksud dengan elearning dan jelaskan komponen system informasi dari e-
learning.
2. Untuk Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya apa saja yang
diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien.
Jawaban
1. Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah
satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan
komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga
kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-
learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki
batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu
(Nugroho, 2007).
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif
baru di Indonesia (Tafiardi, 2005).
Komponen e-learning
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat
berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian,
2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub,
switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan
media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari
Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di
seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang
menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto,
audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya
peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya
berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan
layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika
pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System
(LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar
mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan,
ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)),
misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar
seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya
Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia
pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk
mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam
Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan
pun dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan
proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang
membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang
mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.
2. Sistem e-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengan-tisipasi perkembangan jaman
dengan dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme
maupun konten. Pengembangan sistem e-Learning sistem harus didahului dengan
melakukan analisa terhadap kebu-tuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan
paradigma rekayasa sistem dan perangkat lunak, kebu-tuhan dari pengguna ini memiliki
kedudukan tertinggi, dan merupakan dasar kreasi dan kerja pengembang. Ini semua untuk
mencegah terjadinya kegagalan implementasi dari sistem e-learning yang sebagian besar
diakibatkan bahwa sistem yang dikembangkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya
dibutuhkan oleh pengguna. Implementasi E-learning harus disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna, budget yang tersedia dan sumber daya yang terpilih agar pelaksanaan e-learning
bukan hanya sekedar mimpi, harapan dan keinginan saja tetapi juga harus merupakan
realitas dan kenyataan sehingga e-learning bisa menjadi salah satu program.
Daftar Pustaka
- Anonim I : www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html?m=1 (21 Desember 2017, 23 : 47)
- Anonim II : www.esaunggul.ac.id/article/implementasi-e-learning-di-universitas-esa-
unggul-antara-harapan-dan-keinginan/ ( 21 Desember 2017, 23 : 49)

More Related Content

Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, pengenalan e learning , universitas mercu buana, 2017

  • 1. Forum Ke 14 Manfaat e-learning (Smaratungga, 2009) terdiri atas 4 hal, yaitu: a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa? Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai “tutorial elektronik”. c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan
  • 2. tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal- soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula. Saran dan rekomendasi saya yaitu meningkatkan perbaikan kinerja sistem dengan lebih baik lagi agar tidak sering terjadi eror pada saat pengerjaan tugas yang diberikan, sehingga ketika mahasiswa sudah melakukan kewajibannya di elearning terkadang tidak terbaca oleh sistem yang menyebabkan absen tidak terbaca, menambahkan fiktur-fiktur tambahan seperti notifikasi pada saat batas pengerjaan forum atau kuis yang diberikan agar tidak terlewat pengerjaannya dan Sebaiknya Otomatis terdaftar pada mata kuliah, agar mahasiswa tidak perlu repot log in ulang setiap semester.
  • 3. Daftar Pustaka - Anonim I : www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi- manfaat.html?m=1 (21 Desember 2017, 23.27) Quiz Ke 14 1. Apa yang dimaksud dengan elearning dan jelaskan komponen system informasi dari e- learning. 2. Untuk Implemetasi e-learning pada suatu perguruan tinggi sumberdaya apa saja yang diperlukan sehingga e-learning berjalan dengan baik secara efektif dan efisien. Jawaban 1. Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e- learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007). Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia (Tafiardi, 2005). Komponen e-learning Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah: a. Infrastruktur e-learning Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
  • 4. b. Sistem dan aplikasi e-learning Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet. c. Konten e-learning Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun. Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar. 2. Sistem e-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengan-tisipasi perkembangan jaman dengan dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme maupun konten. Pengembangan sistem e-Learning sistem harus didahului dengan melakukan analisa terhadap kebu-tuhan dari pengguna (user needs). Sesuai dengan paradigma rekayasa sistem dan perangkat lunak, kebu-tuhan dari pengguna ini memiliki kedudukan tertinggi, dan merupakan dasar kreasi dan kerja pengembang. Ini semua untuk mencegah terjadinya kegagalan implementasi dari sistem e-learning yang sebagian besar diakibatkan bahwa sistem yang dikembangkan tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pengguna. Implementasi E-learning harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, budget yang tersedia dan sumber daya yang terpilih agar pelaksanaan e-learning bukan hanya sekedar mimpi, harapan dan keinginan saja tetapi juga harus merupakan realitas dan kenyataan sehingga e-learning bisa menjadi salah satu program. Daftar Pustaka - Anonim I : www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi- manfaat.html?m=1 (21 Desember 2017, 23 : 47) - Anonim II : www.esaunggul.ac.id/article/implementasi-e-learning-di-universitas-esa- unggul-antara-harapan-dan-keinginan/ ( 21 Desember 2017, 23 : 49)