SlideShare a Scribd company logo
UJIAN SIDANG PROMOSI DOKTOR
Rony Mohamad Rizal
NPM : 089213040
Bidang Kajian Utama Ilmu Administrasi Publik
FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN
Bandung, 15 April 2014
Latar Belakang Masalah
Peningkatan Kualitas Pendidikan
Kebijakan Pendidikan Melalui Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen
Implementasi Kebijakan
Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani di
Kota Cimahi
Permasalahan Pendidikan di Indonesia
GAP
Kajian Kritis Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru dalam Upaya Peningkatan Kompetensi
(Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi)
Kajian Kritis Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru dalam
Upaya Peningkatan Kompetensi
(Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi)
Perumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi kebijakan sertikasi guru khususnya pada guru Pendidikan
Jasmani Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Cimahi?
2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan implementasi kebijakan program
sertifikasi guru dalam peningkatan kompetensi guru Pendidikan Jasmani Sekolah
Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi tidak
efektif?
3. Strategi apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan
implementasi kebijakan program sertifikasi guru dalam peningkatan kompetensi
guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kota Cimahi?
Desain
Kerangka Pemikiran
Peningkatan kualitas pendidikan dengan
sertifikasi guru
Berbagai kebijakan yang mendukung peningkatan
kualitas pendidikan
Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen
Spencer dan Spencer (2003:9-11)
Kompetensi sesuai dengan Tujuan
Kebijakan
Efektif Belum Efektif
Strategi
Mazmanian & Sabatier (1983: 21)
1.Tractability of the Problem
2.Ability of Statute to Structure
implementation
3.Non statutary variables affecting
implementation
Analisis SWOT
Metodologi Penelitian
 Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods)
Exploratory Sequential antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Creswell (2003: 32) menjelaskan bahwa:
in a mixed methods study, the researcher uses either a qualitative or a quantitative
approach to the literature depending on the type of mixed methods design being
used. In a sequential design, the literature is presented in each phase in a way
consistent with the type of design being used in that phase.
 Penelitian menggunakan metode gabungan (mixed methods) yang dilakukan
secara bersamaan dengan tujuan untuk saling melengkapi gambaran hasil
studi mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis
penelitian.
Exploratory Sequential Design
Qualitative
Data Collection and
Analysis
Quantitative
Data Collection and
Analysis
Builds
to
Interpretation
Sumber : Creswell (2011 : 69)
Penentuan Strategi
 Dalam penelitian ini,
penentuan strategi
implementasi kebijakan
program sertifikasi guru
dalam peningkatan
kompetensi guru Pendidikan
Jasmani Sekolah Dasar di Kota
Cimahi dianalisis dengan
menggunakan analisis SWOT.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru pada Guru Pendidikan Jasmani di
Kota Cimahi belum efektif, dapat dilihat dari beberapa temuan,
diantaranya:
1. Persiapan guru Pendidikan Jasmani dalam mengikuti tahapan
pelaksanaan sertifikasi,
2. Kemampuan penyusunan portofolio,
3. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) belum
optimal,
4. Ketidaksamaan persepsi antar para implementor seperti panitia
sertifikasi dan guru peserta program sertifikasi.
5. Ditemukan juga permasalahan mengenai implementor yang kurang
mengetahui bagaimana memecahkan sebuah permasalahan.
Faktor-faktor
Penghambat
Implementasi
Kebijakan
Program Sertifikasi
Faktor-Faktor
Penghambat
Implementasi
Kebijakan
Program
Sertifikasi
Ketidaktepatan Alokasi Sumber Dana
Kurang Terdapatnya Kejelasan dan
Konsistensi Tujuan
Kurang Terjadinya Keterpaduan
Hirarki di dalam Lingkungan dan
Diantara Lembaga-Lembaga Atau
Instansi-Instansi
Peta Posisi Strategi
Implementasi
Kebijakan
Program Sertifikasi
Kuadran III
(WO)
Kuadran I
(SO)
Kuadran II
(ST)
S=5,36
T=3,94
O=2,14
W=1,62
Kuadran IV
(WT)
Diversifikasi
Strategi
Strategi yang Dapat
Dilakukan Pemerintah
untuk Mengatasi
Permasalahan
Implementasi
Kebijakan Program
Sertifikasi Guru dalam
Peningkatan
Kompetensi Guru
Pendidikan Jasmani
Sekolah Dasar di Kota
Cimahi
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
KEKUATAN (S)
1) Aturan-Aturan Pembuat
Keputusan dari Badan-Badan
Pelaksana.
2) Kesepakatan Para Penjabat
Terhadap Tujuan yang
Termaktub dalam Undang –
Undang.
3) Komitmen dan Keterampilan
Kepemimpinan Para Pejabat
Pelaksana
KELEMAHAN (W)
1) Ketepatan Alokasi Sumber Dana
2) Kejelasan dan Konsistensi
Tujuan
3) Keterpaduan Hirarki Di dalam
Lingkungan dan Diantara
Lembaga-Lembaga Atau
Instansi-Instansi
PELUANG (O)
1) Persentase Totalitas
Kelompok Dalam
Kelompok Sasaran
2) Akses Formal Terhadap
Pihak-Pihak Luar
3) Dukungan Publik
4) Teori Kasualitas yang
Melandasi Kebijakan
5) Sikap dan Sumber-
Sumber Yang Dimiliki
Kelompok Masyarakat
6) Dukungan Dari Penguasa
STRATEGI SO
1)Memanfaatkan koordinasi antar
lembaga pada tingkat nasional,
provinsi dan Kabupaten/Kota.
(S 1, 2,3,4; O 1,3,5,6)
2)Melibatkan Perguruan Tinggi /
LPTK dalam meningkatkan
kualifikasi pendidikan guru.
(S 3 ; O 4)
3)Pemberian ruang terhadap
partisipasi publik
(S 3; O 2)
STRATEGI WO
1)Mempertegas kriteria guru yang
masuk dalam kuota sertifikasi.
(W 2, 3 ; O 1,6)
2)Meningkatkan efektivitas alokasi
dana melalui peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan fasilitas
pendukung pendidikan.
(W 1,2 ; O 1, 4,6)
3)Meningkatan keterbukaan melalui
komunikasi untuk mencapai tujuan
kebijakan
(W 2; 3 ; O 1, 2, 3, 4, 6)
ANCAMAN (T)
1) Keberagaman Perilaku
yang di Atur
2) Kondisi sosial dan
ekonomi
3) Tingkat dan Ruang
Lingkup Perubahan
Perilaku yang
Dikehendaki
4) Tingkat Kesulitan Teknis
STRATEGI ST
1)Memperbaiki rangkaian
persiapan, pelaksanaan dan
kegiatan pembinaan pasca
sertifikasi.
(S 2, 4 ; T 1, 2)
2)Meningkatkan pengawasan dalam
rangkaian pelaksanaan sertifikasi.
(S 4; T1)
3)Meningkatkan peran serta
Perguruan Tinggi/LPTK atau
lembaga yang terkait pendidikan
lainnya dalam meningkatkan
kualitas guru, sehingga tercipta
pembelajaran yang berkualitas.
(S 1, 2, 3, 4 ; T 1, 2, 3)
STRATEGI WT
1)Memperbaiki alur komunikasi
dalam menginformasikan aturan
dalam pelaksanaan sertifikasi dari
tingkat pusat sampai tingkat
pelaksana di daerah.
(W 2, 3; T 1, 3, 4)
2)Memperbaiki pola pengawasan
dan pembinaan terhadap semua
guru, khususnya bagi guru
pendidikan jasmani yang sudah
tersertifikasi sehingga tercapai
tujuan sertifikasi.
(W2,3,; T 1, 3)
3)Meningkatkan pengawasan
pendistribusian tunjangan profesi.
(W 1,2,3 ; T 2)
STRATEGI ST
1. Memperbaiki rangkaian persiapan,
pelaksanaan dan kegiatan pasca
sertifikasi. (S 2, 4 ; T 1, 2)
2. Meningkatkan pengawasan dalam
rangkaian pelaksanaan sertifikasi.
(S 4; T1)
3. Meningkatkan peran serta Perguruan
Tinggi/LPTK atau lembaga yang
terkait pendidikan lainnya dalam
meningkatkan kualitas guru,
sehingga tercipta pembelajaran yang
berkualitas. (S 1, 2, 3, 4 ; T 1, 2, 3)
Strategi 1. Memperbaiki rangkaian persiapan, pelaksanaan dan
kegiatan pembinaan pasca sertifikasi.
 Menyederhanakan pemberkasan calon peserta sertifikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan
membuat sebuah sistem informasi, seperti misalnya Sistem Informasi Pengembangan Karir Guru yang berisi
data-data administratif guru dari mulai Ijazah terakhir, Surat Keputusan PNS atau swasta, surat tugas, karya
ilmiah dan lain sebagainya. Dengan digunakannya teknologi informasi diharapkan tidak akan terjadi lagi kegiatan
pemberkasan yang berulang-ulang, selain itu dampak lainnya adalah guru dipaksa membiasakan diri
memanfaatkan teknologi yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kompetensi.
 Kegiatan diklat PLPG yang merupakan salah satu dari rangkaian pelaksanaan kegiatan sertifikasi guru hendaknya
tidak hanya fokus pada penyusunan perangkat pembelajaran yang pada realitasnya tidak memberikan
kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan keilmuannya. Peserta diklat cenderung disibukkan dengan
tugas-tugas yang menyangkut perangkat pembelajaran, sehingga cenderung tidak ada kesempatan mereka
berdiskusi mengenai materi pendidikan jasmani baik itu mengenai keilmuan maupun proses pembelajaran.
 Pelaksanaan diklat PLPG sebaiknya ditambahkan dengan materi pendidikan karakter guru peserta diklat, hal
ini diperlukan dalam rangka pengembangan diri dan pengembangan wawasan peserta diklat. Materi pendidikan
karakter diharapkan dapat memberikan rangsangan terhadap peningkatan motivasi, sehingga para peserta
diklat memiliki semangat perubahan yang berdampak pada peningkatan kompetensi dan kualitas
pembelajaran.
 Pasca pelaksanaan diklat, guru yang sudah dinyatakan lulus sertifikasi, sebaiknya tidak dilepas begitu saja, namun
dilakukan berkelanjutan. Pembinaan ini bertujuan untuk menjamin bahwa guru-guru yang sudah tersertifikasi
mampu meningkatkan kompetensinya, sehingga tujuan dari pelaksanaan sertifikasi tercapai.
Strategi 2.
Meningkatkan
pengawasan dalam
rangkaian pelaksanaan
sertifikasi
Pelaksanaan
Sertifikasi
Pengawasan
Pengawasan Internal
Pengawasan Eksternal
DPRD
BPK
KPK
Inspektorat Daerah
LSM
Masyarakat Umum
Pembentukan Lembaga
Independen
Penemuan
Kasus dalam
Pelaksanaan
Sertifikasi
Pemberian Insentif
Kepada Aktor Pengawasan
Meningkatkan kualitas
dan konstibusi
pengawasan
Evaluasi, tindakan
hukum dan Perbaikan
Strategi 3. Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau
lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas
guru, sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas.
Dalam rangka aktualisasi peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan
maka peranan makro yang dapat dimainkan antara lain:
 Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting dalam mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi perguruan
tinggi dapat diwujudkan dalam bentuk membangun peningkatan kualitas guru sehingga tercipta
pembelajaran yang berkualitas.
 Kini, masih saja terjadi jarak yang lebar antara perguruan tinggi dengan basis-basis perubahan guru.
Tidaklah berlebihan sekiranya Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan
diharapkan dapat berperan lebih progresif dalam mempengaruhi perubahan kualitas atau
kompetensi guru secara lebih sistematis dan berdampak luas di masa-masa mendatang. Untuk itu
kedekatan Perguruan Tinggi dan masyarakat harus diusahakan melalui program kemitraan
kelompok-kelompok guru dengan Perguruan Tinggi.
 Perguruan tinggi dituntut untuk menentukan dan memilih kebijakan yang benar-benar strategis bagi
perubahan-perubahan kompetensi guru yang lebih baik dan bagi penyelesaian masalah-masalah
mendasar, baik ditingkat nasional maupun lokal.
Kesimpulan
1. Implementasi kebijakan sertifikasi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di
Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi masih ditemukan
beberapa kendala yang secara tidak langsung menghambat tercapainya tujuan
sertifikasi.
2. Faktor-faktor sebagai berikut: Ketidaktepatan Alokasi Sumber Dana; Kurang
Terdapatnya Kejelasan dan Konsistensi Tujuan; Kurang Terjadinya Keterpaduan
Hirarki di dalam Lingkungan dan diantara Lembaga-Lembaga atau Instansi-Instansi.
3. Rancangan strategi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan
implementasi kebijakan program sertifikasi guru : Memperbaiki rangkaian persiapan,
pelaksanaan dan kegiatan pasca sertifikasi; Meningkatkan pengawasan dalam
rangkaian pelaksanaan sertifikasi; Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK
atau lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas guru,
sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas.
Saran
Akademik
Diperlukan penelitian yang lebih komperhensif mengenai impelementasi kebijakan sertifikasi pada
Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Cimahi dengan sejumlah pendekatan multidisipliner.
Praktis
Diperlukan pola pembinaan bagi guru yang sudah tersertifikasi dengan memberikan pelatihan
pembentukan karakter yang menekankan pada pengembangan akhlak mulia. Hal ini sangat penting,
karena untuk merubah kebiasaan seseorang harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Dengan
memberikan pembinaan mengenai pembentukan karakter yang menekankan pada pengembangam
akhlak, diharapkan semua guru sadar bahwa tanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan salah
satunya merupakan tugas dari guru sebagai ujung tombak pendidikan.
Kritik Terhadap Desain Implementasi
Kebijakan Mazmanian & Sabatier
Ability of Statute to
Structure Implementation
Non Statutary Variables
Affecting Implementation
Stage (Dependent Variables) in the Implementations Process
Tractability of The Problem
Tractability of The Problem
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

Power Point Sidang Terbuka UNPAS BANDUNG

  • 1. UJIAN SIDANG PROMOSI DOKTOR Rony Mohamad Rizal NPM : 089213040 Bidang Kajian Utama Ilmu Administrasi Publik FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS PASUNDAN Bandung, 15 April 2014
  • 2. Latar Belakang Masalah Peningkatan Kualitas Pendidikan Kebijakan Pendidikan Melalui Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Implementasi Kebijakan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani di Kota Cimahi Permasalahan Pendidikan di Indonesia GAP Kajian Kritis Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru dalam Upaya Peningkatan Kompetensi (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi) Kajian Kritis Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru dalam Upaya Peningkatan Kompetensi (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi)
  • 3. Perumusan Masalah 1. Bagaimana implementasi kebijakan sertikasi guru khususnya pada guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan implementasi kebijakan program sertifikasi guru dalam peningkatan kompetensi guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi tidak efektif? 3. Strategi apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan implementasi kebijakan program sertifikasi guru dalam peningkatan kompetensi guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi?
  • 4. Desain Kerangka Pemikiran Peningkatan kualitas pendidikan dengan sertifikasi guru Berbagai kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Spencer dan Spencer (2003:9-11) Kompetensi sesuai dengan Tujuan Kebijakan Efektif Belum Efektif Strategi Mazmanian & Sabatier (1983: 21) 1.Tractability of the Problem 2.Ability of Statute to Structure implementation 3.Non statutary variables affecting implementation Analisis SWOT
  • 5. Metodologi Penelitian  Penelitian ini menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) Exploratory Sequential antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Creswell (2003: 32) menjelaskan bahwa: in a mixed methods study, the researcher uses either a qualitative or a quantitative approach to the literature depending on the type of mixed methods design being used. In a sequential design, the literature is presented in each phase in a way consistent with the type of design being used in that phase.  Penelitian menggunakan metode gabungan (mixed methods) yang dilakukan secara bersamaan dengan tujuan untuk saling melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian.
  • 6. Exploratory Sequential Design Qualitative Data Collection and Analysis Quantitative Data Collection and Analysis Builds to Interpretation Sumber : Creswell (2011 : 69)
  • 7. Penentuan Strategi  Dalam penelitian ini, penentuan strategi implementasi kebijakan program sertifikasi guru dalam peningkatan kompetensi guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Kota Cimahi dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
  • 8. Hasil Penelitian dan Pembahasan Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru pada Guru Pendidikan Jasmani di Kota Cimahi belum efektif, dapat dilihat dari beberapa temuan, diantaranya: 1. Persiapan guru Pendidikan Jasmani dalam mengikuti tahapan pelaksanaan sertifikasi, 2. Kemampuan penyusunan portofolio, 3. Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) belum optimal, 4. Ketidaksamaan persepsi antar para implementor seperti panitia sertifikasi dan guru peserta program sertifikasi. 5. Ditemukan juga permasalahan mengenai implementor yang kurang mengetahui bagaimana memecahkan sebuah permasalahan.
  • 9. Faktor-faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Faktor-Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Ketidaktepatan Alokasi Sumber Dana Kurang Terdapatnya Kejelasan dan Konsistensi Tujuan Kurang Terjadinya Keterpaduan Hirarki di dalam Lingkungan dan Diantara Lembaga-Lembaga Atau Instansi-Instansi
  • 10. Peta Posisi Strategi Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Kuadran III (WO) Kuadran I (SO) Kuadran II (ST) S=5,36 T=3,94 O=2,14 W=1,62 Kuadran IV (WT) Diversifikasi Strategi
  • 11. Strategi yang Dapat Dilakukan Pemerintah untuk Mengatasi Permasalahan Implementasi Kebijakan Program Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Kota Cimahi FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL KEKUATAN (S) 1) Aturan-Aturan Pembuat Keputusan dari Badan-Badan Pelaksana. 2) Kesepakatan Para Penjabat Terhadap Tujuan yang Termaktub dalam Undang – Undang. 3) Komitmen dan Keterampilan Kepemimpinan Para Pejabat Pelaksana KELEMAHAN (W) 1) Ketepatan Alokasi Sumber Dana 2) Kejelasan dan Konsistensi Tujuan 3) Keterpaduan Hirarki Di dalam Lingkungan dan Diantara Lembaga-Lembaga Atau Instansi-Instansi PELUANG (O) 1) Persentase Totalitas Kelompok Dalam Kelompok Sasaran 2) Akses Formal Terhadap Pihak-Pihak Luar 3) Dukungan Publik 4) Teori Kasualitas yang Melandasi Kebijakan 5) Sikap dan Sumber- Sumber Yang Dimiliki Kelompok Masyarakat 6) Dukungan Dari Penguasa STRATEGI SO 1)Memanfaatkan koordinasi antar lembaga pada tingkat nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota. (S 1, 2,3,4; O 1,3,5,6) 2)Melibatkan Perguruan Tinggi / LPTK dalam meningkatkan kualifikasi pendidikan guru. (S 3 ; O 4) 3)Pemberian ruang terhadap partisipasi publik (S 3; O 2) STRATEGI WO 1)Mempertegas kriteria guru yang masuk dalam kuota sertifikasi. (W 2, 3 ; O 1,6) 2)Meningkatkan efektivitas alokasi dana melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas pendukung pendidikan. (W 1,2 ; O 1, 4,6) 3)Meningkatan keterbukaan melalui komunikasi untuk mencapai tujuan kebijakan (W 2; 3 ; O 1, 2, 3, 4, 6) ANCAMAN (T) 1) Keberagaman Perilaku yang di Atur 2) Kondisi sosial dan ekonomi 3) Tingkat dan Ruang Lingkup Perubahan Perilaku yang Dikehendaki 4) Tingkat Kesulitan Teknis STRATEGI ST 1)Memperbaiki rangkaian persiapan, pelaksanaan dan kegiatan pembinaan pasca sertifikasi. (S 2, 4 ; T 1, 2) 2)Meningkatkan pengawasan dalam rangkaian pelaksanaan sertifikasi. (S 4; T1) 3)Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas guru, sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas. (S 1, 2, 3, 4 ; T 1, 2, 3) STRATEGI WT 1)Memperbaiki alur komunikasi dalam menginformasikan aturan dalam pelaksanaan sertifikasi dari tingkat pusat sampai tingkat pelaksana di daerah. (W 2, 3; T 1, 3, 4) 2)Memperbaiki pola pengawasan dan pembinaan terhadap semua guru, khususnya bagi guru pendidikan jasmani yang sudah tersertifikasi sehingga tercapai tujuan sertifikasi. (W2,3,; T 1, 3) 3)Meningkatkan pengawasan pendistribusian tunjangan profesi. (W 1,2,3 ; T 2) STRATEGI ST 1. Memperbaiki rangkaian persiapan, pelaksanaan dan kegiatan pasca sertifikasi. (S 2, 4 ; T 1, 2) 2. Meningkatkan pengawasan dalam rangkaian pelaksanaan sertifikasi. (S 4; T1) 3. Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas guru, sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas. (S 1, 2, 3, 4 ; T 1, 2, 3)
  • 12. Strategi 1. Memperbaiki rangkaian persiapan, pelaksanaan dan kegiatan pembinaan pasca sertifikasi.  Menyederhanakan pemberkasan calon peserta sertifikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan membuat sebuah sistem informasi, seperti misalnya Sistem Informasi Pengembangan Karir Guru yang berisi data-data administratif guru dari mulai Ijazah terakhir, Surat Keputusan PNS atau swasta, surat tugas, karya ilmiah dan lain sebagainya. Dengan digunakannya teknologi informasi diharapkan tidak akan terjadi lagi kegiatan pemberkasan yang berulang-ulang, selain itu dampak lainnya adalah guru dipaksa membiasakan diri memanfaatkan teknologi yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kompetensi.  Kegiatan diklat PLPG yang merupakan salah satu dari rangkaian pelaksanaan kegiatan sertifikasi guru hendaknya tidak hanya fokus pada penyusunan perangkat pembelajaran yang pada realitasnya tidak memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan keilmuannya. Peserta diklat cenderung disibukkan dengan tugas-tugas yang menyangkut perangkat pembelajaran, sehingga cenderung tidak ada kesempatan mereka berdiskusi mengenai materi pendidikan jasmani baik itu mengenai keilmuan maupun proses pembelajaran.  Pelaksanaan diklat PLPG sebaiknya ditambahkan dengan materi pendidikan karakter guru peserta diklat, hal ini diperlukan dalam rangka pengembangan diri dan pengembangan wawasan peserta diklat. Materi pendidikan karakter diharapkan dapat memberikan rangsangan terhadap peningkatan motivasi, sehingga para peserta diklat memiliki semangat perubahan yang berdampak pada peningkatan kompetensi dan kualitas pembelajaran.  Pasca pelaksanaan diklat, guru yang sudah dinyatakan lulus sertifikasi, sebaiknya tidak dilepas begitu saja, namun dilakukan berkelanjutan. Pembinaan ini bertujuan untuk menjamin bahwa guru-guru yang sudah tersertifikasi mampu meningkatkan kompetensinya, sehingga tujuan dari pelaksanaan sertifikasi tercapai.
  • 13. Strategi 2. Meningkatkan pengawasan dalam rangkaian pelaksanaan sertifikasi Pelaksanaan Sertifikasi Pengawasan Pengawasan Internal Pengawasan Eksternal DPRD BPK KPK Inspektorat Daerah LSM Masyarakat Umum Pembentukan Lembaga Independen Penemuan Kasus dalam Pelaksanaan Sertifikasi Pemberian Insentif Kepada Aktor Pengawasan Meningkatkan kualitas dan konstibusi pengawasan Evaluasi, tindakan hukum dan Perbaikan
  • 14. Strategi 3. Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas guru, sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas. Dalam rangka aktualisasi peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan maka peranan makro yang dapat dimainkan antara lain:  Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perubahan-perubahan suatu masyarakat. Peran dan fungsi perguruan tinggi dapat diwujudkan dalam bentuk membangun peningkatan kualitas guru sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas.  Kini, masih saja terjadi jarak yang lebar antara perguruan tinggi dengan basis-basis perubahan guru. Tidaklah berlebihan sekiranya Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan diharapkan dapat berperan lebih progresif dalam mempengaruhi perubahan kualitas atau kompetensi guru secara lebih sistematis dan berdampak luas di masa-masa mendatang. Untuk itu kedekatan Perguruan Tinggi dan masyarakat harus diusahakan melalui program kemitraan kelompok-kelompok guru dengan Perguruan Tinggi.  Perguruan tinggi dituntut untuk menentukan dan memilih kebijakan yang benar-benar strategis bagi perubahan-perubahan kompetensi guru yang lebih baik dan bagi penyelesaian masalah-masalah mendasar, baik ditingkat nasional maupun lokal.
  • 15. Kesimpulan 1. Implementasi kebijakan sertifikasi Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi masih ditemukan beberapa kendala yang secara tidak langsung menghambat tercapainya tujuan sertifikasi. 2. Faktor-faktor sebagai berikut: Ketidaktepatan Alokasi Sumber Dana; Kurang Terdapatnya Kejelasan dan Konsistensi Tujuan; Kurang Terjadinya Keterpaduan Hirarki di dalam Lingkungan dan diantara Lembaga-Lembaga atau Instansi-Instansi. 3. Rancangan strategi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan implementasi kebijakan program sertifikasi guru : Memperbaiki rangkaian persiapan, pelaksanaan dan kegiatan pasca sertifikasi; Meningkatkan pengawasan dalam rangkaian pelaksanaan sertifikasi; Meningkatkan peran serta Perguruan Tinggi/LPTK atau lembaga yang terkait pendidikan lainnya dalam meningkatkan kualitas guru, sehingga tercipta pembelajaran yang berkualitas.
  • 16. Saran Akademik Diperlukan penelitian yang lebih komperhensif mengenai impelementasi kebijakan sertifikasi pada Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Cimahi dengan sejumlah pendekatan multidisipliner. Praktis Diperlukan pola pembinaan bagi guru yang sudah tersertifikasi dengan memberikan pelatihan pembentukan karakter yang menekankan pada pengembangan akhlak mulia. Hal ini sangat penting, karena untuk merubah kebiasaan seseorang harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Dengan memberikan pembinaan mengenai pembentukan karakter yang menekankan pada pengembangam akhlak, diharapkan semua guru sadar bahwa tanggung jawab peningkatan kualitas pendidikan salah satunya merupakan tugas dari guru sebagai ujung tombak pendidikan.
  • 17. Kritik Terhadap Desain Implementasi Kebijakan Mazmanian & Sabatier Ability of Statute to Structure Implementation Non Statutary Variables Affecting Implementation Stage (Dependent Variables) in the Implementations Process Tractability of The Problem Tractability of The Problem