SlideShare a Scribd company logo
NUR ARFAH MEGA 
(Workshop Pengembangan Konten untuk SME E-Learning Indosat)
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: 
Setelah mendapatkan materi Prinsip 
Pengembangan Instruksional, peserta 
workshop Pengembangan Konten untuk SME 
E-Learning diharapkan akan dapat 
mengembangkan konten e-learning sesuai 
subject matter yang dibidanginya
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: 
Peserta Workshop Pengembangan Konten untuk SME E-Learning 
akan dapat: 
1. Menganalisis kebutuhan instruksional 
2. Mengidentifikasi karakteristik pemelajar (user) 
3. Merumuskan TIU 
4. Menganalisis instruksional 
5. Merumuskan TIK 
6. Menentukan pokok bahasan 
7. Mengidentifikasi sub-pokok bahasan 
8. Menyusun tes pencapaian yang relevan 
9. Membuat strategi instruksional 
10. Menulis konten e-learning 
11. Membuat story board berdasarkan desain instruksional yang telah 
dirancang
Prinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksional
PEMBELAJARAN 
(INSTRUCTIONAL)? 
 Usaha dalam memfasilitasi proses belajar seseorang. 
 Usaha untuk membuat proses belajar menjadi lebih efektif 
dan efisien salah satunya adalah dengan mendesain suatu 
pembelajaran melalui proses yang sistematis dan sistemik. 
 Melalui pembelajaran, proses belajar bisa direncanakan, 
diawasi, dan dikontrol sehingga dapat diperoleh hasil 
yang berkualitas.
PENGEMBANGAN 
INSTRUKSIONAL? 
 Twelker (1972): 
Cara yang sistematis dalam mengidentifikasikan, 
mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi 
dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan 
pendidikan tertentu. 
 Association for Educational Communications and 
Technology/ AECT (1977): 
”A systematic approach to the design, production, 
evaluation, and utilization of complete systems of 
instruction, including all appropriate components and a 
management pattern for using them.”
PENGEMBANGAN 
INSTRUKSIONAL? 
 Seels dan Richey (1994): 
”An organized procedure that includes the steps of 
analyzing, , designing, developing, implementing, and 
evaluating instruction” 
 Atwi Suparman (1997): 
Suatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi 
masalah, mengembangkan bahan dan strategi 
instruksional, serta mengevaluasi efektifitas dan 
efisiensinya dalam mencapai tujuan instruksional.
JADI, PENGEMBANGAN 
INSTRUKSIONAL? 
Proses sistematis dalam mengidentifikasi 
masalah belajar,mendesain kegiatan instruksional, 
mengembangkan bahan dan strategi instruksional 
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar 
dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran, 
serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensi 
yang diarahkan untuk mencapai 
tujuan instruksional tertentu
MODEL 
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL 
Model Pengembangan Instruksional 
Berfungsi mengarahkan tenaga pendidik dalam 
mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai 
pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran 
Pembelajaran yang efektif, efisien, 
berdaya tarik dan humanis.
BEBERAPA MODEL 
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL 
 Briggs 
 Banathy 
 PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) 
 Kemp 
 Gerlach dan Ely 
 Dick dan Carey 
 MPI (Model Pengembangan Instruksional) 
 IDI (Instructional Development Institute), dll.
PENDEKATAN DALAM 
MEMILIH MODEL 
 Pemilihan model didasarkan pada PENDEKATAN yang 
digunakan oleh seorang desainer, apakah: CLASSROOM, 
PRODUCT, atau SYSTEM oriented. 
 Classroom orientation: umumnya digunakan para guru dalam 
membuat suatu bentuk pembelajaran bagi para siswanya. 
 Product orientation: diasumsikan bahwa produk instruksional 
diperlukan, sesuatu yang BARU akan dihasilkan, menekankan 
pada uji coba (tryout) dan revisi, produk yang dihasilkan 
harus dapat digunakan oleh fasilitator pembelajaran, dll. 
 System orientation: berorientasi pada keseluruhan proses 
instruksional (sistemik) melalui prosedur yang sistematis.
KARAKTERISTIK MODEL 
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL 
 PERBEDAAN: 
Terletak pada istilah yang dipakai, urutan, kelengkapan 
langkahnya dan tingkat penggunaannya (institusi/ mata 
pelajaran). 
 PERSAMAAN: 
Setiap model mengandung tiga kegiatan pokok: 
1. Kegiatan menentukan masalah dalam pembelajaran dan 
mengorganisasikan alat untuk memecahkan masalah 
tersebut. 
2. Kegiatan menganalisa dan mengembangkan pemecahan 
masalah. 
3. Kegiatan mengevaluasi pemecahan masalah tersebut.
MEMILIH MODEL 
PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL 
 Tidak ada satupun model yang paling baik untuk 
segala situasi, sebab setiap model itu baik dan 
sesuai untuk kondisi tertentu. 
 Setiap model itu dimaksudkan untuk menghasilkan 
suatu sistem instruksional. 
 Seorang pengembang instruksional dapat memilih 
salah satu di antara model yang dianggap sesuai, 
atau mengkombinasikan beberapa model untuk 
menyusun suatu model baru. 
 Hal yang terpenting adalah efektivitas dan 
efisiensi model dalam penerapannya.
No single model is useful 
for all settings 
and all purposes
ADDIE’ MODEL 
ANALYZE 
DESIGN 
DEVELOPMENT 
IMPLEMENTATION 
EVALUATION
Prinsip pengembangan instruksional
Prinsip pengembangan instruksional
Analisis Kebutuhan 
 Pertimbangkan apakah suatu program 
instruksional memang diperlukan sebagai 
alternatif solusi dalam memecahkan masalah 
tertentu. 
 Apakah terjadi kesenjangan antara apa yang 
menjadi harapan (institusi atau personal) 
dengan apa yang terjadi sebenarnya (realita). 
 Pertimbangkan pula: 
1. Technically feasible 
2. Economically profitable 
3. Socially acceptable
Prinsip pengembangan instruksional
Ada Apa dengan Design? 
 Tahapan Design: 
1. Rumuskan Tujuan Instruksional 
2. Analisis Karakteristik Pemelajar 
3. Analisis Instruksional 
4. Tentukan Pokok Bahasan 
5. Susun Bentuk Tes yang Relevan 
6. Pilih Strategi Instruksional
Tujuan Instruksional? 
 Menunjukkan tujuan yang akan dicapai pemelajar 
setelah menyelesaikan satu mata pelajaran atau 
melakukan pembelajaran dalam jangka waktu 
tertentu 
 Tujuan umum dari suatu pembelajaran harus 
merupakan suatu kemampuan yang utuh dari 
domain-domain tertentu (pengetahuan, 
keterampilan, atau sikap)
TIU yang Baik? 
 Unsur Audience dan Behaviour 
 Sintesis dari beberapa kompetensi khusus 
 Terdiri dari kata kerja (verb) dan diikuti kata 
benda (object) 
 Menggunakan kata kerja operasional, agar TIU: 
measurable dan observable 
 Penulisan kata benda harus dapat memberi 
keterangan dari perilaku yang akan dicapai
Analisis Karakteristik Pemelajar 
Learner NEEDS 
Cognitive Characteristics 
Psychosocial Characteristics 
Physiological Characteristics
Analisis Instruksional? 
 Proses penjabaran kompetensi umum (TIU) menjadi 
kompetensi khusus, serta mencari hubungan atau 
keterkaitan antara kompetensi satu dengan 
kompetensi lainnya. 
 Dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku 
khusus yang dapat menggambarkan perilaku 
umum secara lebih terperinci.
4 Jenis Keterkaitan 
 Hierarkial 
Suatu perilaku hanya dapat 
dilakukan bila perilaku lain 
telah dikuasai. 
Bagan: 
 Prosedural 
Keterkaitan yang tersusun 
secara prosedur atau 
menggambarkan suatu 
proses. 
Bagan: 
Menerapkan Statistika 
Lanjutan 
Menerapkan Statistika 
Dasar 
Menem-patkan 
transpa-ransi 
di 
atas OHP 
Menyala-kan 
OHP 
Mengatur 
Fokus
4 Jenis Keterkaitan 
 Pengelompokan 
Keterkaitan yang bercirikan himpunan. 
Bagan: 
UNGGAS 
AYAM BURUNG ITIK ANGSA BEBEK 
 Kombinasi 
Gabungan dari ketiga keterkaitan sebelumnya.
Peta Kompetensi? 
 Hasil penggabungan antar kompetensi sesuai dengan 
jenis keterkaitan akan menghasilkan peta 
kompetensi. 
 Gambar atau struktur suatu mata pelajaran yang 
memberi informasi tentang: jumlah kompetensi 
khusus yang harus dikuasai untuk mencapai TIU; 
urutan-urutan cara mengajarkan/ menyampaikan; 
sebagai acuan untuk merumuskan TIK.
Tujuan Instruksional 
Khusus (TIK)? 
 Tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai pemelajar 
setelah mengikuti tahapan tertentu 
 Tujuan-tujuan yang harus dikuasai untuk mencapai 
TIU 
 Dirumuskan secara sederhana, dapat diukur 
(measurable) dan diamati (observable), dan hanya 
mengandung satu kompetensi khusus 
 Selain unsur Audience dan Behaviour, TIK akan 
semakin lengkap bila ditambah unsur Condition dan 
Degree ABCD
CONTOH RUMUSAN TIK 
A = Peserta pelatihan penyusunan GBPP, 
B = dapat merumuskan TIU untuk mata ajaran yang 
dikelolanya, 
C = bila kepada peserta diberi acuan mengenai target yang 
akan dicapai, dan 
D = dengan bentuk perumusan yang benar. 
Bila diberi acuan mengenai target yang akan 
dicapai untuk setiap mata ajaran (C) 
peserta pelatihan penyusunan GBPP (A) 
Dapat merumuskan TIU (B) 
dengan perumusan yang benar (D)
Tentukan Pokok Bahasan 
Menentukan POKOK BAHASAN 
pada hakikatnya adalah membuang 
kata kerja yang terdapat dalam TIK 
Pokok bahasan harus dapat diurai 
menjadi lebih dari satu 
sub-pokok bahasan
Identifikasi Sub-Pokok Bahasan 
SUB POKOK BAHASAN merupakan 
penjabaran dari Pokok Bahasan 
dan 
Untuk menjabarkan Pokok Bahasan menjadi 
Sub Pokok Bahasan digunakan ANALISIS ISI 
dengan 
melibatkan ahli materi atau ahli bidang studi 
(Subject Matter Expert)
Susun Tes yang Relevan 
Mengapa? 
Untuk mengetahui dan menilai ketercapaian 
tujuan instruksional oleh pemelajar 
Untuk itu, 
Penilaian dilakukan dengan merujuk pada tujuan 
instruksional yang telah dirumuskan 
Jadi, 
setelah tujuan instruksional dirumuskan, 
lanjutkan dengan mendesain pertanyaan-pertanyaan 
yang akan mengukur ketercapaian pemelajar
Strategi Instruksional? 
 Pendekatan dalam mengelola kegiatan intruksional 
untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara 
sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat 
dikuasai oleh pemelajar secara efektif dan efisien. 
 Perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian 
materi dengan pemelajar, peralatan dan bahan, serta 
waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk 
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Komponen Strategi Instruksional 
1. Urutan Kegiatan Instruksional 
- Pendahuluan: deskripsi, relevansi, tujuan 
- Penyajian: uraian, contoh, latihan 
- Penutup: tes formatif, tindak lanjut 
2. Metode Instruksional 
ceramah, demonstrasi, unjuk kerja, diskusi, self-learning, 
dll.
Komponen Strategi Instruksional 
3. Media Instruksional 
- Kesesuaian media dengan: TUJUAN, JENIS 
PENGETAHUAN, SASARAN, KEMUDAHAN MEMPEROLEH. 
- Media yang VISUALS: Visible, Interisting, Simple, 
Usefull, Accurate, Legitimate, Structure 
4. Waktu 
jumlah waktu yang diperlukan oleh learner untuk 
menyelesaikan setiap langkah dalam urutan kegiatan 
instruksional
Prinsip pengembangan instruksional
Ada Apa dengan Pengembangan? 
 Pengembangan adalah proses penulisan dan 
pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran 
(instructional materials) 
 Media instruksional: by Utilization dan by Design 
 Keputusan untuk mengembangkan suatu bahan 
instruksional dipengaruhi oleh ketersediaan bahan di 
lapangan serta relevansinya dengan tujuan 
instruksional
Prinsip pengembangan instruksional
QUESTIONS? 
“Apakah bahan instruksional yang telah 
dikembangkan atau dipilih berdasarkan proses yang 
sistematis benar-benar efektif dalam mencapai 
tujuan instruksional?” 
atau 
”Apakah bahan instruksional perlu direvisi 
agar pemelajar dapat menggunakan dengan 
lebih efektif dan efisien?”
Evaluasi Formatif ? 
 Pada tahap implementasi dilakukan UJI COBA terhadap 
prototipe program instruksional melalui tahapan 
seperti: experts review, dan evaluasi pada tingkat one 
to one, small group, dan field evaluasi formatif ! 
 Evaluasi formatif bertujuan untuk mencari kekurangan 
atau kelemahan dari suatu bahan instruksional maupun 
komponen lain dalam kegiatan instruksional, dan 
kemudian melakukan revisi untuk meningkatkan 
kualitasnya.
Prinsip pengembangan instruksional
EVALUATION? 
Bagaimana anda dapat memastikan 
bahwa kegiatan instruksional yang anda 
desain berlangsung efektif? 
EVALUASI 
Proses pengumpulan informasi sebagai 
bahan pertimbangan dalam rangka 
pengambilan suatu keputusan
Mengapa Evaluasi Sumatif? 
 Jika pada tahap pelaksanaan (implementation) telah 
dilakukan evaluasi formatif, maka pada tahap akhir 
dilakukan evaluasi sumatif. 
 Evaluasi sumatif dilakukan setelah semua komponen 
instruksional dikembangkan dan dilaksanakan. 
 Evaluasi sumatif bertujuan untuk mempelajari 
efektifitas dari suatu system instruksional secara 
keseluruhan (system as a whole). 
 Evaluasi sumatif berguna untuk menentukan tindak 
lanjut dari suatu sistem instruksional, termasuk di 
dalamnya media dan bahan instruksional apakah dapat 
terus digunakan dalam kegiatan instruksional atau 
tidak.
AKHIRNYA … 
 Pengembangan instruksional pada intinya memiliki 
lima tahap utama yaitu: ANALYZE, DESIGN, 
DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION, dan 
EVALUATION 
 Pengembangan instruksional merupakan proses 
sistematis dalam mengidentifikasi masalah 
belajar,mendesain kegiatan instruksional, 
mengembangkan bahan dan strategi instruksional 
dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar 
dalam rangka memperbaiki kualitas 
pembelajaran,serta mengevaluasi efektifitas dan 
efisiensi yang diarahkan untuk mencapai tujuan 
instruksional tertentu
AKHIRNYA … 
 Model apapun yang digunakan dalam mengembangkan 
sistem instruksional, yang terpenting adalah 
efektifitas dan efisiensi model dalam penerapannya. 
 KARENA, tak ada satu pun model, metode, atau 
media yang TERBAIK untuk segala situasi, sebab 
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, 
dan sangat tergantung pada kondisi atau setting di 
mana suatu sistem instruksional itu akan 
dikembangkan!
Prinsip pengembangan instruksional

More Related Content

Prinsip pengembangan instruksional

  • 1. NUR ARFAH MEGA (Workshop Pengembangan Konten untuk SME E-Learning Indosat)
  • 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM: Setelah mendapatkan materi Prinsip Pengembangan Instruksional, peserta workshop Pengembangan Konten untuk SME E-Learning diharapkan akan dapat mengembangkan konten e-learning sesuai subject matter yang dibidanginya
  • 3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Peserta Workshop Pengembangan Konten untuk SME E-Learning akan dapat: 1. Menganalisis kebutuhan instruksional 2. Mengidentifikasi karakteristik pemelajar (user) 3. Merumuskan TIU 4. Menganalisis instruksional 5. Merumuskan TIK 6. Menentukan pokok bahasan 7. Mengidentifikasi sub-pokok bahasan 8. Menyusun tes pencapaian yang relevan 9. Membuat strategi instruksional 10. Menulis konten e-learning 11. Membuat story board berdasarkan desain instruksional yang telah dirancang
  • 6. PEMBELAJARAN (INSTRUCTIONAL)?  Usaha dalam memfasilitasi proses belajar seseorang.  Usaha untuk membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien salah satunya adalah dengan mendesain suatu pembelajaran melalui proses yang sistematis dan sistemik.  Melalui pembelajaran, proses belajar bisa direncanakan, diawasi, dan dikontrol sehingga dapat diperoleh hasil yang berkualitas.
  • 7. PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL?  Twelker (1972): Cara yang sistematis dalam mengidentifikasikan, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  Association for Educational Communications and Technology/ AECT (1977): ”A systematic approach to the design, production, evaluation, and utilization of complete systems of instruction, including all appropriate components and a management pattern for using them.”
  • 8. PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL?  Seels dan Richey (1994): ”An organized procedure that includes the steps of analyzing, , designing, developing, implementing, and evaluating instruction”  Atwi Suparman (1997): Suatu proses yang sistematis dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan bahan dan strategi instruksional, serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan instruksional.
  • 9. JADI, PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL? Proses sistematis dalam mengidentifikasi masalah belajar,mendesain kegiatan instruksional, mengembangkan bahan dan strategi instruksional dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran, serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensi yang diarahkan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu
  • 10. MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL Model Pengembangan Instruksional Berfungsi mengarahkan tenaga pendidik dalam mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran Pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik dan humanis.
  • 11. BEBERAPA MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL  Briggs  Banathy  PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)  Kemp  Gerlach dan Ely  Dick dan Carey  MPI (Model Pengembangan Instruksional)  IDI (Instructional Development Institute), dll.
  • 12. PENDEKATAN DALAM MEMILIH MODEL  Pemilihan model didasarkan pada PENDEKATAN yang digunakan oleh seorang desainer, apakah: CLASSROOM, PRODUCT, atau SYSTEM oriented.  Classroom orientation: umumnya digunakan para guru dalam membuat suatu bentuk pembelajaran bagi para siswanya.  Product orientation: diasumsikan bahwa produk instruksional diperlukan, sesuatu yang BARU akan dihasilkan, menekankan pada uji coba (tryout) dan revisi, produk yang dihasilkan harus dapat digunakan oleh fasilitator pembelajaran, dll.  System orientation: berorientasi pada keseluruhan proses instruksional (sistemik) melalui prosedur yang sistematis.
  • 13. KARAKTERISTIK MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL  PERBEDAAN: Terletak pada istilah yang dipakai, urutan, kelengkapan langkahnya dan tingkat penggunaannya (institusi/ mata pelajaran).  PERSAMAAN: Setiap model mengandung tiga kegiatan pokok: 1. Kegiatan menentukan masalah dalam pembelajaran dan mengorganisasikan alat untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Kegiatan menganalisa dan mengembangkan pemecahan masalah. 3. Kegiatan mengevaluasi pemecahan masalah tersebut.
  • 14. MEMILIH MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL  Tidak ada satupun model yang paling baik untuk segala situasi, sebab setiap model itu baik dan sesuai untuk kondisi tertentu.  Setiap model itu dimaksudkan untuk menghasilkan suatu sistem instruksional.  Seorang pengembang instruksional dapat memilih salah satu di antara model yang dianggap sesuai, atau mengkombinasikan beberapa model untuk menyusun suatu model baru.  Hal yang terpenting adalah efektivitas dan efisiensi model dalam penerapannya.
  • 15. No single model is useful for all settings and all purposes
  • 16. ADDIE’ MODEL ANALYZE DESIGN DEVELOPMENT IMPLEMENTATION EVALUATION
  • 19. Analisis Kebutuhan  Pertimbangkan apakah suatu program instruksional memang diperlukan sebagai alternatif solusi dalam memecahkan masalah tertentu.  Apakah terjadi kesenjangan antara apa yang menjadi harapan (institusi atau personal) dengan apa yang terjadi sebenarnya (realita).  Pertimbangkan pula: 1. Technically feasible 2. Economically profitable 3. Socially acceptable
  • 21. Ada Apa dengan Design?  Tahapan Design: 1. Rumuskan Tujuan Instruksional 2. Analisis Karakteristik Pemelajar 3. Analisis Instruksional 4. Tentukan Pokok Bahasan 5. Susun Bentuk Tes yang Relevan 6. Pilih Strategi Instruksional
  • 22. Tujuan Instruksional?  Menunjukkan tujuan yang akan dicapai pemelajar setelah menyelesaikan satu mata pelajaran atau melakukan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu  Tujuan umum dari suatu pembelajaran harus merupakan suatu kemampuan yang utuh dari domain-domain tertentu (pengetahuan, keterampilan, atau sikap)
  • 23. TIU yang Baik?  Unsur Audience dan Behaviour  Sintesis dari beberapa kompetensi khusus  Terdiri dari kata kerja (verb) dan diikuti kata benda (object)  Menggunakan kata kerja operasional, agar TIU: measurable dan observable  Penulisan kata benda harus dapat memberi keterangan dari perilaku yang akan dicapai
  • 24. Analisis Karakteristik Pemelajar Learner NEEDS Cognitive Characteristics Psychosocial Characteristics Physiological Characteristics
  • 25. Analisis Instruksional?  Proses penjabaran kompetensi umum (TIU) menjadi kompetensi khusus, serta mencari hubungan atau keterkaitan antara kompetensi satu dengan kompetensi lainnya.  Dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci.
  • 26. 4 Jenis Keterkaitan  Hierarkial Suatu perilaku hanya dapat dilakukan bila perilaku lain telah dikuasai. Bagan:  Prosedural Keterkaitan yang tersusun secara prosedur atau menggambarkan suatu proses. Bagan: Menerapkan Statistika Lanjutan Menerapkan Statistika Dasar Menem-patkan transpa-ransi di atas OHP Menyala-kan OHP Mengatur Fokus
  • 27. 4 Jenis Keterkaitan  Pengelompokan Keterkaitan yang bercirikan himpunan. Bagan: UNGGAS AYAM BURUNG ITIK ANGSA BEBEK  Kombinasi Gabungan dari ketiga keterkaitan sebelumnya.
  • 28. Peta Kompetensi?  Hasil penggabungan antar kompetensi sesuai dengan jenis keterkaitan akan menghasilkan peta kompetensi.  Gambar atau struktur suatu mata pelajaran yang memberi informasi tentang: jumlah kompetensi khusus yang harus dikuasai untuk mencapai TIU; urutan-urutan cara mengajarkan/ menyampaikan; sebagai acuan untuk merumuskan TIK.
  • 29. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)?  Tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai pemelajar setelah mengikuti tahapan tertentu  Tujuan-tujuan yang harus dikuasai untuk mencapai TIU  Dirumuskan secara sederhana, dapat diukur (measurable) dan diamati (observable), dan hanya mengandung satu kompetensi khusus  Selain unsur Audience dan Behaviour, TIK akan semakin lengkap bila ditambah unsur Condition dan Degree ABCD
  • 30. CONTOH RUMUSAN TIK A = Peserta pelatihan penyusunan GBPP, B = dapat merumuskan TIU untuk mata ajaran yang dikelolanya, C = bila kepada peserta diberi acuan mengenai target yang akan dicapai, dan D = dengan bentuk perumusan yang benar. Bila diberi acuan mengenai target yang akan dicapai untuk setiap mata ajaran (C) peserta pelatihan penyusunan GBPP (A) Dapat merumuskan TIU (B) dengan perumusan yang benar (D)
  • 31. Tentukan Pokok Bahasan Menentukan POKOK BAHASAN pada hakikatnya adalah membuang kata kerja yang terdapat dalam TIK Pokok bahasan harus dapat diurai menjadi lebih dari satu sub-pokok bahasan
  • 32. Identifikasi Sub-Pokok Bahasan SUB POKOK BAHASAN merupakan penjabaran dari Pokok Bahasan dan Untuk menjabarkan Pokok Bahasan menjadi Sub Pokok Bahasan digunakan ANALISIS ISI dengan melibatkan ahli materi atau ahli bidang studi (Subject Matter Expert)
  • 33. Susun Tes yang Relevan Mengapa? Untuk mengetahui dan menilai ketercapaian tujuan instruksional oleh pemelajar Untuk itu, Penilaian dilakukan dengan merujuk pada tujuan instruksional yang telah dirumuskan Jadi, setelah tujuan instruksional dirumuskan, lanjutkan dengan mendesain pertanyaan-pertanyaan yang akan mengukur ketercapaian pemelajar
  • 34. Strategi Instruksional?  Pendekatan dalam mengelola kegiatan intruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh pemelajar secara efektif dan efisien.  Perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi dengan pemelajar, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • 35. Komponen Strategi Instruksional 1. Urutan Kegiatan Instruksional - Pendahuluan: deskripsi, relevansi, tujuan - Penyajian: uraian, contoh, latihan - Penutup: tes formatif, tindak lanjut 2. Metode Instruksional ceramah, demonstrasi, unjuk kerja, diskusi, self-learning, dll.
  • 36. Komponen Strategi Instruksional 3. Media Instruksional - Kesesuaian media dengan: TUJUAN, JENIS PENGETAHUAN, SASARAN, KEMUDAHAN MEMPEROLEH. - Media yang VISUALS: Visible, Interisting, Simple, Usefull, Accurate, Legitimate, Structure 4. Waktu jumlah waktu yang diperlukan oleh learner untuk menyelesaikan setiap langkah dalam urutan kegiatan instruksional
  • 38. Ada Apa dengan Pengembangan?  Pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran (instructional materials)  Media instruksional: by Utilization dan by Design  Keputusan untuk mengembangkan suatu bahan instruksional dipengaruhi oleh ketersediaan bahan di lapangan serta relevansinya dengan tujuan instruksional
  • 40. QUESTIONS? “Apakah bahan instruksional yang telah dikembangkan atau dipilih berdasarkan proses yang sistematis benar-benar efektif dalam mencapai tujuan instruksional?” atau ”Apakah bahan instruksional perlu direvisi agar pemelajar dapat menggunakan dengan lebih efektif dan efisien?”
  • 41. Evaluasi Formatif ?  Pada tahap implementasi dilakukan UJI COBA terhadap prototipe program instruksional melalui tahapan seperti: experts review, dan evaluasi pada tingkat one to one, small group, dan field evaluasi formatif !  Evaluasi formatif bertujuan untuk mencari kekurangan atau kelemahan dari suatu bahan instruksional maupun komponen lain dalam kegiatan instruksional, dan kemudian melakukan revisi untuk meningkatkan kualitasnya.
  • 43. EVALUATION? Bagaimana anda dapat memastikan bahwa kegiatan instruksional yang anda desain berlangsung efektif? EVALUASI Proses pengumpulan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan suatu keputusan
  • 44. Mengapa Evaluasi Sumatif?  Jika pada tahap pelaksanaan (implementation) telah dilakukan evaluasi formatif, maka pada tahap akhir dilakukan evaluasi sumatif.  Evaluasi sumatif dilakukan setelah semua komponen instruksional dikembangkan dan dilaksanakan.  Evaluasi sumatif bertujuan untuk mempelajari efektifitas dari suatu system instruksional secara keseluruhan (system as a whole).  Evaluasi sumatif berguna untuk menentukan tindak lanjut dari suatu sistem instruksional, termasuk di dalamnya media dan bahan instruksional apakah dapat terus digunakan dalam kegiatan instruksional atau tidak.
  • 45. AKHIRNYA …  Pengembangan instruksional pada intinya memiliki lima tahap utama yaitu: ANALYZE, DESIGN, DEVELOPMENT, IMPLEMENTATION, dan EVALUATION  Pengembangan instruksional merupakan proses sistematis dalam mengidentifikasi masalah belajar,mendesain kegiatan instruksional, mengembangkan bahan dan strategi instruksional dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber belajar dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran,serta mengevaluasi efektifitas dan efisiensi yang diarahkan untuk mencapai tujuan instruksional tertentu
  • 46. AKHIRNYA …  Model apapun yang digunakan dalam mengembangkan sistem instruksional, yang terpenting adalah efektifitas dan efisiensi model dalam penerapannya.  KARENA, tak ada satu pun model, metode, atau media yang TERBAIK untuk segala situasi, sebab masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, dan sangat tergantung pada kondisi atau setting di mana suatu sistem instruksional itu akan dikembangkan!