Lompat ke isi

Terjun payung

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terjun payung (dalam bahasa Inggris: skydiving) adalah kegiatan olahraga di udara dilakukan dengan cara lepas landas dari pesawat kecil, setelah menentukan ketinggian para atlet harus melompat dari ketinggian tersebut. Parasut yang disimpan di punggung akan mengembang saat terjun, dengan cara menarik tuas pada parasut tersebut. Jumlah parasut yang dibutuhkan sebanyak dua, adapun satu untuk cadangan.[1] Olahraga terjun payung memerlukan kesiapan mental sebelum terjun dari pesawat menuju daratan. Oleh karena itu tahap pesiapan pertama sebelum melompat, para pelatih akan meminta para peloncat untuk melakukan peregangan. Tujuannya untuk melenturkan otot-otot para peloncat. Selain itu, dengan melakukan peregangan meminimalisir rasa tegang ketika melakukan lompatan di udara.[2]

Awal Mula

[sunting | sunting sumber]

Pembuatan parasut

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-15, Leonardo da Vinci membuat desain gambar komponen parasut. Namun, desain gambar tersebut menjadi hanya menjadi sebuah rancangan saja dan tidak pernah direalisasikan dalam karya nyata. Desainnya berbentuk parasut segitiga. Seiring berjalannya waktu, desain tersebut dikembangkan kembali oleh uskup Kroasia Faust Veranzio Homo Volan. Rancangan Veranzio dijelaskan secara rinci dalam sebuah buku tentang mekanika berjudul Machinae Novae, yang diterbitkan pada tahun 1595. Veranzio membuat 40 desain gambar mesin dan perlengkapan terjun payung lainnya. Salah satu rancangan desain yang cukup unik yaitu, gambar manusia yang memperlihatkan sedang melakukan lompatan. Di atas gambar manusia tersebut, terdapat seperti gambar parasut. Benda tersebut memiliki bentuk segi empat dengan tali yang diikatkan di setiap sudutnya. Di tahun 1617, Veranzio berhasil melakukan uji coba parasut karyanya tersebut. Pada tahun 1897, Tom Baldwin dari Amerika Serikat berhasil mengembangkan parasut tanpa kerangka. Parasut tersebut dinamakan dengan parasut lemas (dalam bahasa Inggris: Limp Parachute). Pada tahun 1919, Leslie Irvin yang juga dari Amerika, menciptakan parasut yang bisa dioperasikan sepenuhnya oleh penggunanya secara langsung.[3]

Terjun payung sebagai olahraga

[sunting | sunting sumber]

Zaman dahulu terjun payung sering dilakukan dalam kegiatan operasi militer. Pada tahun 1950, terjun payung mulai diakui dunia sebagai cabang olahraga udara serta bisa digunakan sebagai sarana rekreasi. Kompetisi terjun payung pertama kali diadakan pada tahun 1951, di Yugoslavia. Olahraga terjun payung sudah dikenal diberbagai dunia dan menjadi hobi bagi setiap orang yang menyukai tantangan.[3]

Perlengkapan

[sunting | sunting sumber]

Salah satu jenis parasut yang digunakan untuk terjun payung ada yang dinamakan parasut tipe bulat. Parasut ini biasanya digunakan untuk terjun payung dalam operasi militer, juga berfungsi sebagai parasut darurat. Parasut tipe bulat memiliki cara kerja untuk memperlambat penurunan. Terbuat dari kanopi berbentuk kubah, bentuknya menyerupai "ubur-ubur" dan jarang digunakan oleh para peloncat modern. Parasut yang biasa digunakan untuk pertandingan terjun payung dinamakan parasut jenis ram-air. Parasut jenis ini berfungsi untuk memberikan kontrol kecepatan dan arah yang lebih besar kepada peloncat. Parasut ram-air juga menyebarkan tekanan, dua lapisan kain yang terdapat dalam parasut memungkinkan udara menembus dari ventilasi di bagian depan dan membentuk sel.[4]

Helm dan kacamata

[sunting | sunting sumber]

Helm merupakan persyaratan wajib ketika akan melakukan terjun payung. Ukuran helm yang digunakan harus nyaman di kepala. Sedangkan kacamata, berfungsi untuk melihat objek secara bersih dan jernih.[5]

Jumpsuit merupakan baju pelindung agar tubuh terhindari dari goresan dan lecet yang terutama saat mendarat. Pemilihan jumpsuit disesuaikan dengan tipe tubuh dan berat badan, karena jumpsuit yang salah dapat berdampak negatif terhadap aktivitas terjun payung.[5]

Harness adalah ransel tempat menyimpan kanopi yang dikemas dengan tali dan terikat di tubuh. Hal terpenting saat memilih harness adalah kesesuaian dengan tubuh, serta ukuran yang tepat dengan kanopi yang digunakan.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Merisa, Cirana (2018). "Paralayang dan Terjun Payung Itu Sama Atau Beda, ya? - Bobo". bobo.grid.id. Diakses tanggal 2022-02-22. 
  2. ^ Setiawan, Bram (2020). Cahyana, Ludhy, ed. "Lima Kiat Terjun Payung untuk Pemula". Tempo.co. Diakses tanggal 2022-02-22. 
  3. ^ a b Adinaya, Gregorius Bhisma (2018). "Leonardo da Vinci dan Awal Mula Terciptanya Olahraga Terjun Payung - Halaman 2 - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2022-02-22. 
  4. ^ Mcwilliams, Paul (2021). "A summary of different parachute types: Styles of canopy for skydiving". AWE365 (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-27. 
  5. ^ a b c Newman, Brett (2021). "Skydiving Gear - A Beginner's Guide". Downward Trend (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-02-22.